Stres dan Depresi Berat Bisa Meningkatkan Resiko Kematian Dini

Stres dan depresi berat dapat membuat gangguan kesehatan yang berbahaya bagi penderita penyakit jantung, demikian hasil studi terbaru.

Menurut laporan hasil penelitian, orang-orang yang memiliki tingkat stres dan depresi berat, 48% akan lebih beresiko menderita serangan jantung dan juga kematian.

Bagi penderita masalah kesehatan jantung, kombinasi antara stres dan depresi berat menimbulkan “psychosocial perfect storm,”. Carmela Alcantara yang merupakan ketua penulis dari asosiasi peneliti ilmiah pusat ilmu medis Universitas Columbia, AS, menyatakan bahwa peningkatan resiko yang menyertai gejala-gejala stres dan depresi tinggi sangatlah kuat dan konsisten sejak dahulu meliputi demografi, sejarah-sejarah dunia medis, penggunaan obat-obatan, dan perilaku-perilaku manusia yang berdampak negatif pada kesehatan kita.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 5000 orang penderita penyakit jantung koroner yang berusia 45 tahun keatas. Para penderita masing-masing berbagi pengalaman dan juga diharuskan mengisi kuesioner tentang gejala-gejala depresi yang mereka alami selama masa rawat jalan antara tahun 2003 s/d 2007. Hasilnya sekitar 6% (274 penderita), dilaporkan sedang mengalami gangguan stres dan depresi berat. Selama 6 tahun menindaklanjuti penelitian ini, sebanyak 1337 pasien dilaporkan meninggal dunia akibat serangan jantung.

Para peneliti menyimpulkan periode rawan kematian pada pasien penderita  stres dan depresi berat adalah 2.5 tahun awal, tapi apabila mereka berhasil melewatinya maka kemungkinan resiko kematian akan berkurang. Mereka juga melaporkan bahwa penderita yang hanya mengalami salah satu gejala baik itu stres ataupun depresi berat tidak meningkatkan resiko kematian akibat serangan jantung. Carmela Alcantara menambahkan, para penderita penyakit jantung wajib mencegah dan mengatur kebiasaan-kebiasaan kurang baik mereka yang dapat meningkatkan faktor resiko agar umur mereka dapat lebih panjang.

http://www.livescience.com